SEMINAR DENGAN TEMA:
"PERCEPATAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN MENUJU SAMBAS HEBAT
TAHUN 2018"
Sambas, 05 Desember 2018.
Kami dari Fakultas Syari'ah sangat mengapresiasi acara ini, mudah acara ini menjadi tolok ukur sebagai bahan kajian dan penelitian kampus IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS sesuai dengan visinya yaitu "lintas Negara" dalam kerja sama bidang keilmuan penelitian sebagi akademisi yang intelektual dan regilius.
Acara seminar dengan tema Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan Menuju Sambas Hebat Tahun 2018 yang di selenggarakan IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN di aula IAIS SAMBAS sangat di apresiasi oleh masyarakat kampus dan tamu undangan yang ada karena acara seminar ini mempunyai daya tarik tersendiri baik dari lingkungan akademisi, politisi, budayawan, Pemda, DPR dan sejarawan yang ada di Kabupaten Sambas.
Acara seminar ini di buka langsung oleh ketua Panitia yaitu bapak Rusiadi, M,Ag. Beliau mengatakan "semoga acara seminar Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan Menuju Sambas Hebat Tahun 2018 ini berjalan dengan baik".
Dan dilanjutkan dengan acara inti yang di pandu oleh moderator yaitu bapak DR. Sumar'in, M.Si, beliuau juga sebagai wakil rektor 1 di IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN.
Setelah itu moderator memanggil satu persatu pemateri untuk acara seminar ini. Penyampai materi itu adalah:
1. DR. H. Jamiat Akadol, M. Si, MH (Rektor IAI SAMBAS)
2. Ir. H. Burhanuddin A. Rasyid (Bupati Sambas Periode 2001-2011)
3. DR. Urai Wily (Perwakilan Dari Pemda)
Untuk Pemateri pertama yang di sampaikan oleh bapak Ir. H. Burhanuddin A.Rasyid dengan tema "SELAYANG PANDANG PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN DI KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2001-2011". Beliau menegaskan bahwa Percepatan Pembangunan menuju Sambas Hebat haruslah tingkat IPM masyarakat di perhatikan terlebih dahulu.
Selanjutnya beliau mengatakan penggagas membuka jalur perbatasan adalah bapak Syafie Djamil mantan bupati sambas periode 1991-1996 dan di singgung juga tentang pemekaran wila kota yang dulu Singkawang masih menjadi pusat kota dan setelah pemekaran wilayah terjadilah kabupaten Sambas dengan perjalanan waktu sampai sekarang dengan insfratruktur yang sudah tembus keperbatasan aktivitas masyarakat menjadi mudah. Dan curhat beliau akhirnya membuka fakta yang sebenarnya dalam pembangunan perbatasan yang katanya banyak tantangan-tantangan yang di hadapinya. Akhir beliau mendapatkan penghargaan dari menteri PU sebagai pembangun jalur Perbatasan terbaik di Indonesia. Serta berhasil mendirikan kampus IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS yang berada di Kabupaten Sambas Kampus Islam satu-satunya di Sambas. Pesan terakhir beliau dalam penyampaian materi adalah MEA harus di jalankan jangan sampai tertinggal dari negara lain dan ekspor impor harus di tingkatkan dan di perbaiki.
Selanjutnya dilanjutkan pemateri kedua yaitu bapak DR. H. Jamiat Akadol, M. Si, MH dengan tema "PERCEPATAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN PERSPEKTIF KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERBATASAN KALIMANTAN BARAT", beliau mengatakan pada tahun 2015 MEA resmi di buka sebagai pasar bebas atau global dan diharapkan masyarakat kita harus siap menghadapinya bebas berinovasi dan berkarya, dan SDM harus terampil. Dalam menghadapi MEA ada beberapa persoalan yang kita hadapi kata beliau, pertama, apa yang harus kita lakukan?, yang kedua, Jawa timur siap menjadi pintu gerbang MEA 2015, apakah kita siap?, yang ketiga, UU NO. 37 tentang perbatasan harus di laksanakan, yang keempat, penanaman modal di tingkat provinsi atau daerah harus ada, Kelima, perizinan terpadu beliau mengatakan "orang sudah menghasilkan kita baru mengatur kebijakan" tentang perda nomor 2 tahun 2012, izin paten sudah termasuk kewenangan camat, yang keenam, IPM sebena Kirnya sudah bagus tetapi SDM rendah dan IPM 10 tahun terakhir naik Sambas urutan ke 5, yang ketujuh, belum jelas kebijakan yang dilakukan pemerintah tentang pembangunan wilayah perbatasan, yang kedelapan, adanya penanaman modal tapi belum memuaskan. Pesan terakhir dari beliau dalam menyampaikan materi adalah pemerintahhan harus mengatur kebijakan dalam merespon MEA dan harus melibatkan masyarakat dan akademik yang ada di kabupaten Sambas.
Selanjutnya penyampai materi ketiga sekaligus pemateri yerakhit yaitu bapak DR. Urai Wily dengan materi bertema "STRATEGI KLABORASI PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN", Beliau mengatakan bahwa indikator peetimbuper ekonoEko seperti mata gergaji pondasi Ekonomi tidak kuat. Untuk melihat kualitas pemerintahhan lihatlah kualitas masyarakat nya tegas pak Wily, karena kehadiran pemerintahan adalah untuk melayani masyarakat bukan melayani pemerintahhannya. Beliau mengatakan juga bahwa pembangunan perbatasan signifikan dikarenakan pembangunan itu harus naik bukan malah turun. Kita harapkan sambas menjadi mitra strategis bagi kawasan perbatasan seperti kerja sama dengan Malaysia khusunya serawak negara tetangga kata pak Wily. Dan juga harus saling menguntungkan. Khusus untuk desa kata pak Wily desa harus berpotensi mengeluarkan produk unggulan dan modalnya harus terarah serta melibatkan pekerja lokal adanya mentor untuk mengawasi, mental harus kuat, meningkatkan kapabilitas SDM daerah, buatlah inovasi-inovasi yang menarik minat orang luar dan bisa mengembangkan sektor pariwisata luar yang mudah dapat di kenal orang luar. Pesan terakhir dalam penyampaian materi dari pak Wily adalah ada 6 perangkap yang harus di waspadai:
1. Sukses
2. Kompetisi
3. Keberhasilan
4. Menyalahkan orang lain
5. Jangan takut
6. Dimanfaatkan.
Acara ini juga di hadiri dari ABIM (Angkatan Belia Islam Muda) dari Serawak dan mereka Nyampaikan ada empat poin yang perlu di perhatikan pemerintahhan daerah sambas, yang pertama, birokrasi harus baik, yang kedua, amanah dalam menjalankan tugas, yang ketiga, jati diri harus di jaga dengan baik, yang terakhir keempat apresiasi dari masyarakat harus ada. Dan juga di hadiri dari penelitian akademis UGM Indonesia mereka juga memiliki menyampaikan pentingnya peningkatan SDM di daerah seperti peningkatan pendidikan dan penguatan pendikan kekeluargaan.
Polres Sambas juga ikut andil dalam memberikan masukan dalam acara seminar ini, informasi dari polres Sambas yang di wakil, mengatakan bahwa angka kriminalitas di kabupaten Sambas sangat tinggi hampir 90%, di lapas penghuninya adalah kasus narkoba dan asusila, menjaga perbatasan dari masuknya kriminal, BNN Kabupaten Sambas belum ada di karenakan permasalahan lahan belum ada, dan bagaimana membentuk akhlak generasi muda, itu peran setiap desa untuk memberikan pasilitas yang baik untuk pemuda dan berikan masukan terhadap kinerja kepolisian serta berani mengkritisi dengan baik.
Praktisi bpk almizan juga angkat bicara tentang percepatan pembangunan perbatasan. Beliau mengatakan bahwa Sambas jangan sampai tempahanya menjadi tempat lintasan saja, di kabupaten Sambas tingkat emosional masih tinggi, setiap program masih ada yang belum detail dan harus mencapai sasaran seperti harus mempunyai ciri khas, tidak gagap dalam melihat potensi daerah, harus mempunyai ikon daerah, ada nilai tukar yang baik dalam perdagangan, dan harus mempunyai wawasan nasional dengan cara pandang kita.
Dari ketiga menteri tersebut dan di tambah masukan-masukan dari Paran undangan lengkaplah sudah sebagi mengisi acara seminar dengan teman Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan Menuju Sambas Hebat Tahun 2018. Semoga di tahun depan acara ini terlaksana lagi dan mudah-mudahan Politeknik negeri terigas Sambas menjadi tuan rumah untuk menyelenggarakan acara ini dan harus lebih berkesan lagi. (Fakultas Syari'ah).
#cinta_syariah
#fakultas_syariah
#iais_samabas